Senin, 30 September 2013

Ghost at high School vol 1

iseng2 bikin cerpen, moga2 gak aneh
============================

Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA dengan seragam baru setelah tiga hari mengalami masa orientasi. Aku sangat bersemangat ke sekolah. Hari ini hari pertama aku mengucapkan selamat tinggal pada rok biru tua ku.
Sekolah baruku sangat sangat indah dan luas. Meski begitu, NEM yg msk ke sana tak begitu tinggi. Sampai2, NEM ku yg rata2nya hanya 8,9 saja menduduki peringkat hampir teratas.

Rumahku tidak terlalu jauh dari sekolah. Tapi karena jalur angkutan umum yg ribet, perlu lebih dari setengah jam untuk sampai di sekolah. Jam 5.00 aku telah berangkat. Ya, itu memang terlalu pagi.

Sesampainya di sekolah, belum banyak yg datang. Aku segera menuju kelasku di pojok gedung. Kelas X IPA 1. Di depan kelasku ada aula terbuka dan kebun yang luas. Dan tentunya gelap.

Aku tidak pernah takut hantu atau apapun yg sejenisnya itu. Aku bahkan senang dengan suasana gelap. Dan perlu kau tau, salah satu tujuanku masuk SMA ini adalah karena banyaknya cerita2 horor yg pernah kudengar dari kakak ku yg merupakan alumni.

Akupun masuk dan menyalakan lampu, kemudian menutup pintu kembali. Kunyalakan lagu2 dari ponselku untuk menemaniku. Lalu kuambil sebuah komik manga dari tas ku dan membacanya. Kebiasaan ini sudah sering kulakukan sejak kelas 2 SMP.
Tak lama ku dengar ada suara ketukan pintu. Tapi bukan dari pintu, melainkan dari lemari. Aku pun penasaran. Kumatikan lagu di ponselku, lalu tanpa rasa takut aku pun membuka lemari itu. Hanya ada beberapa sapu dan lap pel, aku pun kecewa. Lalu ku tutup lagi lemari itu dan kembali ke bangku ku.

Aku mengambil komik ku lagi dan membacanya. Kuraih ponselku untuk menyalakan musiknya lagi, tapi ponselku menghilang. Aku segera mematikan lampu, berharap ponselku masih menyala dlm gelap, sehingga lebih mudah ku mencarinya. Belum sampai setengah menit, tiba2 lampu kelasku menyala lagi. Ku tolehkan wajahku ke arah pintu dan ku lihat temanku, Al melihatku dengan tatapan bingung.

"lu ngapain gelap2an segala?" tanya Al
"Nyari HP gw. Biar lebih gampang. Mendingan lu bantuin gw ajadeh" pintaku
"yaudah, HP lu kayak gimana?"
"Ya cari aja HP, kayaknya gak mungkin deh sampai ada beberapa HP disini"
"okedeh" tanpa menaruh tasnya, Al pun membatuku mencari.

Setelah beberapa menit kami mencari, akhirnya Al menemukan ponselku di dalam lemari.
"Kok bisa di lemari sih?" tanyaku. Tapi Al hanya mengangkat bahunya.
Kemudian Al menaruh tasnya di atas bangkunya. Seketika lampu kls padam.
"Al, kok lampunya dimatiin sih?"
"Enggak, gw gak matiin. Mati sendiri"
"Ya ampun, pagi2 begini malah mati lampu" keluhku
"Yaelah tinggal buka pintu apa susahnya sih?" Al pun berdiri dan membuka pintu. Tapi tak bisa dibuka
"Kenapa Al?"
"Macet nih, gabisa dibuka. Jangan2 ada yang iseng ngunci kls ini dari luar lagih" aku pun mencoba membuka pintu itu berdua dengan Al, tapi tetap tak terbuka
"Kenapa bisa gini ya? Padahal kan kelas ini gaada kuncinya"
"Hah? Gaada kunci? Trus kita gimana bisa begini?" aku hanya menggeleng.

Tiba2 kudengar suara ketukan dari lemari lagi. Karena penasaran kudekati lagi lemari itu. Saat aku ingin membukanya, Al menarik tanganku
"Jangan, jangan buka lemarinya"
"Emang kenapa Al?"
"Kalo gw bilang jangan ya jangan"

Hal ini menimbulkan tanda tanya besar dalam pikiranku. Kenapa Al mengatakan ini? Apa dia melihat sesuatu di dalam lemari saat ia menemukan ponselku? Tapi apa yg ia lihat? Apa yg ia lihat di dalam lemari itu sampai2 ia menghalangiku membuka lemari itu?

Akupun melepaskan genggamannya di pergelangan tangan ku. Namun secepat kilat ia sudah berada di depanku dan menghalangi lemarinya.
"Minggir, gw mau buka lemarinya. Gw tau pasti ada yg lu sembunyiin" tanpa kata Al mendorongku. Dorongannya sangat kuat sampai punggungku mengenai pintu kelas dan pergelangn tangan kiriku terluka terkena meja paling depan. Lampu masih belum menyala, tapi hari sudah mulai terang walau belum terang betul. Belum ada satupun yang datang ke kelas kecuali kami. Belum ada suara2 apapun selain suara kami. Ini aneh, sangat aneh. Aku jadi semakin bingung.

Kemudian Al mendekatiku lagi. Ekspresi wajahnya aneh dan matanya penuh kebencian. Aku memang baru mengenalnya, tapi aku tau, dia bukan Alphonse yang biasanya.
Lalu dia memukulku dan membuat tubuhku tambah lemas. Aku pun tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah. Sementara di pikiranku, aku terus mencari jawaban atas semua keanehan ini. Mataku berkedap-kedip. Aku merasakan ada sesuatu. Sesuatu yang kuat yang melilit di kedua tanganku. Seperti tali. Aku mencoba sebisa mungkin membuka mataku, dan aku pun berhasil.

Kulihat Alphonse di depan mataku. Wajahnya aneh. Mata kanannya hampir putus. Aku bisa melihat syaraf-syaraf matanya keluar dari kelopaknya beserta dengan nanah dan darah. Pipi kanannya juga mengeriput dan mengeluarkan nanah. Dan di nanah-nanahnya tumbuh beberapa belatung.

Bau busuk nanah itu menyebar di hidungku. Rasanya aku ingin muntah. Aku tak tau harus berbuat apa. Aku tak dapat bergerak bebas. Tapi aku tak mau berakhir seperti ini.

Kuku2nya yg panjang meraba wajahku. Aneh sekali, padahal tadi kukunya Al pendek. Aku semakin bingung apa yg terjadi. Hanya satu yg aku tau, ada sesuatu di lemari itu, dan aku harus kesana. Ya, harus. Dengan sedikit tenagaku, ku tarik kedua tanganku menutupi wajah. Dan ia pun mencakar tanganku dengan kukunya. Kukunya sangat tajam sampai tanganku berdarah dan tali di tanganku putus. Yap seperti yang ku harapkan.

Aku pun berlari ke arah lemari. Ia terus mengejar dan menghalangiku, tapi aku tetap berusaha. Bau nanahnya sudah tidak terlalu tercium busuk di hidungku. Tekadku membuatku melupakan bau itu. Dan sampailah aku di depan lemari. Kucoba membuka lemari itu, tapi Al, maksudku makhluk yg tadi Al menarik kakiku. Aku terjatuh, namun tetap berusaha membuka pintu. Akhirnya pintu terbuka dan terlihat seberkas cahaya. Kemudian sosok itu menjerit, aku sendiri menutup mata karena tak sanggup melihat cahaya itu.

Sejurus kemudian kubuka mataku dan kulihat sekelilingku. Aku ada di mejaku. Kelasku sudah ramai, aku lega sekali. Kemudian Refti menemuiku dan mengusap punggungku "Lo abis begadang ya? Daritadi tidur terus"

Aku hanya tersenyum. Ternyata semuanya hanya mimpi. Ku dekati lemari itu untuk meyakinkan ku. Saat ingin kubuka sebuah tangan memegangku "Tolong jangan dibuka"

Orang itu Al, aku agak kaget. Kulepaskan tanganku dari pintu lemari, dan ia melepaskan tangannya dari tanganku. Mendadak aku merasakan rasa perih di pergelangan tanganku, dan setelah kulihat, ada bekas luka