Minggu, 03 Februari 2013

Sajak Arab

Suatu bagian di komik Q.E.D vol 36 yang paling gw seneng yaitu bagian ini nih:

Ah, sebelum kemari Ayah mengatakan sesuatu yang aneh. Dia minta kami menghafalkan 'sajak'. Sajak dari pulau ini.

Waktu itu seorang alkemis Eropa bertanya pada sarjana Arab. "Bagaimana cara mengubah timah hitam menjadi emas?" Sarjana Arab itu membalas dengan sajak aneh.
....
Dan air menjawab, "Biar aku yang menjaga api. Supaya semuanya tidak lenyap dalam kebakaran. Aku yang menjaga api."

Dan api menjawab, "Biar aku yang menempa besi. Karena alat-alat pertanian sangat dibutuhkan. Aku yang akan menempanya."

Dan besi menjawab, "Aku akan melindungi pohon. Aku akan menjadi pagar yang melindungi pucuk daun agar tidak dimakan kambing. Melindungi pohon."

Dan pohon menjawab, "Aku akan menyimpan persediaan air. Aku akan menyimpannya. Supaya gunung tidak longsor meski hujan turun deras.

Terakhir, pohon pun bertanya. "Lalu, apa kegunaanmu kalau tidak melakukan apa-apa!?"

So Toma: “Lalu apa kegunaanmu kalau tidak melakukan apa-apa!?”

Kunci sajak ini ada di bait terakhir!

Terakhir, pohon pun bertanya. Karena pohon yang terakhir bertanya, berarti sebelumnya ada beberapa pertanyaan, kan? Karena struktur puisi itu, kita semua mendapat kesan ada si penanya misterius. Tapi sebenarnya… si penanya adalah pohon.

Jawaban pohon adalah jawaban dalam bentuk pertanyaan balik pada besi. Lalu, kepada siapa kata “tidak berguna” itu ditujukan? Jika kita melihat siapa lawan bicara terakhir pohon dalam alur sajak itu. Itu adalah besi.

 Ini adalah jawaban seorang sarjana Arab ketika ditanya oleh alkemis, bagaimana cara membuat emas. Air memadamkan api, api menempa besi, pohon menyimpan air. Semua itu  adalah peristiwa alam. Tapi, cuma besi yang mencegah kambing makan rumput yang berlawanan. Justru, kambing yang memakan rumput itu adalah sesuatu yang alami. Waktu alkemis bertanya, bagaimana cara mengubah timah hitam jadi emas, jawabannya adalah…
   
Itu melawan kehendak alam.

Demikianlah akhir dari penjelasan saya.

Q.E.D. (Quod Erat Demonstrandum)

by Motohiro Katou

Tidak ada komentar:

Posting Komentar